Oleh: AIPDA Erikson | 7 Juni, 2008

KAPOLDA SUMBAR BUKA DIKTUKBA TA 2008


Kapolda Sumbar Brigjen Pol Drs. Ino Suripno, SH, Jumat (2/5) membuka Pendidikan Pembentukan Brigadir Polri TA 2008 di SPN Padang Besi. Pembukaan pendidikan ini dilaksanakan serentak di seluruh SPN, Pusdik Brimob, Pusdik Gasum, Pusdik Intel, Sepolwan, dan Skadiklat Pol Udara.

Kapolri dalam amanatnya yang disampaikan Kapolda Sumbar pada upacara tersebut mengatakan situasi kamtibmas akhir-akhir ini yang secara umum kondusif sebagai hasil dari pelaksanaan berbagai kegiatan kepolisian selama ini, harus tetap dipelihara.

Namun Kapolri minta kewaspadaan kepekaan dan ketanggapan (Responsiveness), terhadap beragam potensi gangguan kamtibmas yang bersumber dari berbagai aspek dalam kehidupan bermasyarat, berbangsa, dan bernegara haruslahharus ditingkatkan. Kapolri menyoroti fenomena perubahan iklim yang baik secara langsung maupun tidak langsung, mengakibatkan terjadinya bencana alam di berbagai daerah, seperti banjir, tanah longsor dan kekeringan, dimana bencana tersebut pada kenyataannya berdampak terhadap situasi kamtibmas, maupun kesejahteraan masyrakat.

Disamping itu krisis energi di bebagai belahan dunia, berimbas pada perekonomian di dalam negeri. Kita dapat melihat harga kebutuhan pokok merambat naik, dimana hal ini dapat memunculkan reaksi masyarakat, dalam wujud aksi ekskalatif, mulai dari penyampaian pendapat yang sesuai dengan ketentuan perundangan, sampai dengan aksi anarkis serta melanggar hukum. Contoh Potensi gangguan kamtibmas lainnya adalah kemunculan berbagai aliran keagamaan atau keyakinan dengan kaidah ajaran yang menyimpang  dari syariat baku, atau mencampur adukan ajaran, dimana hal tersebut berpotensi memicu konflik sosial ditengah masyarakat. Hal ini yang perlu kita cermati bersama adalah penyalah gunaan dan peredaran gelap narkoba, dimana hasil pengungkapan Polri selama ini  menunjukan bahwa,Indonesia tidak lagi merupakan tujuan kejahatan (destination country) maupun transit saja, melainkan juga telah menjadi negaraasal kejahatan atau produsennya (country of origin). Hal ini tentunya telah telah menjadi permasalahan bangsa yang sangat serius serta mejadi beban tidak saja bagi Polisi, namun juga bagi masyarakat.

Guna mengantisipasi berbagai potensi gangguan kamtibmas, dibutuhkan kehadiran anggota Polri ditengah-tengah masyarakat, yang mahir menjalankan profesi kepolisian, terpuji dalam perilaku, patuh terhadap hukum dan aturan yang berlaku, dan mampu menyikapi modernisasi serta mengikuti perkembangan jaman, sehingga diharapkan akan memberikan rasa aman dan tentram dalam setiap sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Untuk itu Polri telah, sedang dan terus akan melakukan pembenahan diri, sehingga mampu menampilkan kinerja yang sesuai dengan tuntutan  dan harapan masyarakat. Berbagai upaya perbaikan dan peningkatan , baik di bidang pembinaan maupun operasional, telah dijalankan dengan program  percepatan pencapaian sasaran prioritas. Salah satu diantaranya adalah program community policing / perpolisian masyarakat (Polmas), yang dilandaskan  pada konsep bahwa pemberdayaan masyarakat, sebagai subjek dan stakeholders kamtibmas, merupakan kunci keberhasilan Polri, dalam memelihara kambitmas.

Guna mendukung strategi tersebut, diperlukan personil Polri yang memiliki karakter Polisi sipil, demokratis, humanis, protagonis, berorientasipada kepentingan masyarakat dan sikap bermitra dengan masyarakat. Tampilan karakter ini merupakan salahsatu tujuan reformasi pada aspek kultural Polri.

Merubah aspek kultur, adalah lebih rumit dibandingkan dengan 2 aspek yang lain yaitu aspek instrumental dan struktural. Salah satu jalur strategis untuk merubah kultur adalah melalui pendidikan, dimaksudkan untuk mengubah perilaku anggota Polri di lapangan, yang selama ini menampilkan penguasa, menjadi tampilan citra pelindung, pengayom dan pelayan masyarakt, yang menghormati HAM, sehingga yang diutamakan adalah kesantunan, keramahan dan keberadaan dalam perilaku, serta kemajuan untuk bermitra dengan masyarakat, sebagai stakeholders kamtibmas.

Disamping itu, dilakukan pembenahan pada pola pengasuhan siswa pada setiap jenis pendidikan, baik menyangkut materi maupun metode. melalui proses pengasugan yang sesuai dengan semangat reformasi, diharapkan akan terbentuk anggota Polri yang memiliki kepribadian dan perilaku, sebagai insan Bhayangkara. Selain itu guna mewujudkan postur polisi sipil yang sesuai dengan harapan masyarakat, maka berbagai mata pelajaran polisi tugas umum, Ham, Polmas, serta muatan lokal diselenggarakan.

kepada para siswa kapolri berharap agar

  1. Memahami bahwa saudara merupakan putra-putri Indonesia yang terpilih sebagai calon pelindung, pengayom dan pelayan masyarkat serta penegak hukum yang setia pada masyarakat, bangsa dan negara
  2. memahami bahwa lembaga pendidikan Polri, merupakan kawah candra dimuka bagi calon anggota Polri, Untuk itu para siswa diharuskan mengikuti semua proses pendidikan dengan penuh kesungguhan dan kemauan, baik dalam mengikuti proses belajar mengajar, pelatihan maupun pengasuhan.
  3. Memahami bahwa , Kepolisian merupakan tempat pengabdian kepada masyarakat, yang berpijak pada hukum dan HAM.

Kepada seluruh Personil lembaga pendidikan Kapolri juga berpesan untuk :

  1. Tetap berpegang teguh pada sumpah jabatan dengan penuh keikhlasan dalam membina, mendidik para siswa di lembaga pendidikan agar terbentuk menjadi polisi yang unggul.
  2. Beri contoh dan ketauladanan yang baik, dalam mendidik kepada seluruh peserta didik, sehingga filosofi pendidikan, yaitu mahir, terpuji dan patuh hukum, dapat terwujud.
  3. Layani peserta didikdalam menuntut ilmu dan pengetahuan di lembaga pendidikan ini, agar nantinya terampil dalam melayani masyarakat.
  4. Kepada para kapusdik, Ka Sepowan, Ka SPN dan Kaskadiklat Poludara, agar menguasai managemen pendidikan terutama dalam pembuatan rencana tindakan, pengawasan dan pengendalian program, serta evaluasi program yang telah direncanakan dan dilaksanakan.
  5. Khusus Kepada Ka SPN Mojokerto dan SPN Singaraja, yang saat ini sedang mendidik 1500 pemuda Papua danPapua Barat, agar mempersiapkan pengasuhan dengan sebai-baiknya, sehingga keberadaan para siswa disana dapat mencerminkan eratnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Kategori